Slank Stories (Setelah kepergian Pay, Indra dan Bongky). Dan Video: Reuni Potlot: Pay, Bongky, Kaka, Bimbim, Boris, Oppie Andaresta

Beda dengan pergantian personel yang udah-udah, kepergian Pay, Indra dan Bongky bawa pengaruh besar pada karir Slank. Media massa baik cetak maupun elektronik bagai berlomba bikin pemberitaan. Kalangan pemusik sibuk menganalisa. Komentar mereka umumnya mengarah ke satu kesimpulan : masa kejayaan Slank sudah berakhir. Yang paling stress dengan semua itu tentu saja Bimbim. "Gue udah capek dengan segala persoalan yang melanda Slank," katanya. Nggak heran kalo dia lantas pengen berhenti main musik, tapi sebuha tanggung jawab menanti. "Kami udah terima panjer untuk album baru dan semua udah terima duit, termasuk Pay, Bongky dan Indra,"sambung Kaka.

Bimbim nggak bisa mengelak dari tanggung jawab, kan dia yang mewakili Slank waktu teken kontrak dengan pihak distributor. Artinya album baru, apapun alasannya harus tetap dibuat. Apalagi Slankers yang sering dating ke Jalan Potlot memberi ultimatum. "Gue nggak peduli siapa yang gantiin mereka, tapi Slank harus tetap jalan. Kalo nggak, lo berdua gue bunuh," kata Bimbim menirukan ancaman Slankers. Busyet,dah! Dengan pertimbangan itulah ia berusaha ngumpulin semangat lagi. Diajaknya Ivan,pemain bass Otto Jam yang biasa ngiringin Imanez, ikut dalam penggarapan. Dari grup yang sama Bimbim juga ngajak Renold. Tapi karena dibuat dalam keadaan tekanan situasi, formasi transisi ini kayak nggak mampu berbuat banyak. "Penguasaan studio juga kelihatan nggak ada, karena Indra, Pay dan Bongky udah nggak ikutan lagi," ujar Budhi Soesatio yang diminta ikutan menggarap lagi biar sebatas jadi konsultan. Akhirnya ditengah pro dan kontra seputar pemecatan, album tadi beredar dengan judul Lagi Sedih.

Ivan dan Renold mungkin nggak sempat lagi ngatasin beban mental, akibat menggantikan teman sendiri. Apalagi Slank harus udah tampil di berbagai panggung. Pantaslah di salah satu konser, Ivan secara terbuka meminta agar Slankers bisa menerima. "Gue minta maaf karena gantiin Bongky, Piss," katanya semabri mengacungkan dua jari membentuk huruf V. Slankers boleh ajdi nggak terlalu ambil pusing dengan pergantian personel. Yang penting Slank tetap hidup. Terbukti dimana Slank tampil, disitu hysteria meledak. Kadang wujudnya sudah pada taraf mengganggu, seperti yang berlangsung di Tangerang,1997. Katika konser baru sepaor jalan, Slankers yang nggak kuasa membendung fanatisme mereka berlompatan ke panggung. Gila, cowok-cowok itu menciumi Kaka yang lagi beraksi. Sekali dua kali, Kaka masih mampu menahan diri sambil minta mereka tetap tenang. Alih-alih diminta tenang, seorang Slanker malah menomprok Kaka. Akibatnya, mereka bergulingan. Kali ini, vokalis berambut gimbal itu bener-bener naik pitam. Si Slanker disabetnya pake mikrofon, ia langsung kabur ke tengah penonton. Diluar dugaan, Kaka terus mengejar Slanker itu sampai ke tengah lapangan. Melihat kejadian itu Bimbim ikut terjun diikuti Ivan, tinggal Renold sendirian di atas panggung.

Kejar-kejaran itu membuat suasan lapangan berubah jadi chaos. Beberapa hari kemudian Renold ngirim faks ke Jalan Potlot. Isinya keluar dari Slank. Ia bahkan nggak bersedia menemui Bunda Iffet yang khusus dating untuk minta penjelasan. "Mungkin peristiwa di Tangerang itu nggak biasa bagi dia," Kaka coba menganalisa ihwal pengunduran diri Renold. Yang bikin Bimbim dan Kaka bingung, slank masih punya jadwal tampil di Bandung. Ivan lantas teringat sama Abdee Negara, temannya semasa di grup Flash. Gitaris tersebut lantas diajaknya ngejam bareng Slank. Apa jawabnya ? "Emang anak-anak Slank bisa ngeblues ?" Tanya Abdee rada under estimate. Soalnya, menurut Abdee, Slank main blues karena ada Pay. Tapi dugaannya meleset. "Ternyata personel Slank itu anak blues semua."

Lucunya pada saat dating ke Jalan Potlot, disana udah ada Ridho Hafiedz yang dating untuk memenuhi undangan yang sama. Ridho diajak Lulu Ratna, cewek yang sempat jadi tur manajer Slank. "O, mungkin slank emang butuh dobel gitar," pikir Abdee. Padahal, menurut Bimbim,semua itu diluar scenario alias serba kebetulan. Kepada mereka, Bimbim nggak terlalu ngasih harapan. Mungkin karena masih trauma. "Kita jalan dulu,yang pasti gue ngucap syukur sama Tuhan bahwa mereka dating pada saat yang tepat," kata Bimbim. Setelah menyelesaikan pertunjukan di Bandung, Slank formasi percobaan ini masih tampil di beberapa tempat. Satu sama lain mulai merasa ada kecocokan. Proses adaptasi yang berjalan secara alamiah tersebut akhirnya berujung dalam konser akbar Supergroup di Ancol, Jakarta 1997. Slank muncul bareng Dewa 19, GIGI, Pas, Netral, Edane dan /rif. Sebelum mendapat girilan tampil itulah, Slank formasi baru ini diresmikan. Tentu sonder acara tumpengan, namanya juga mau manggung.

Lantas siapa pula Ridho itu ? Si kalem berambut cepak ini sebelumnya Cuma dikenal sebagi personel Last Few Minutes. Tapi nggak banyak yang tahu petikan gitarnya pernah ngiringin Vina Panduwinata, Vonny Smlang, Nita Tilana dan Nugie. Sementara jam terbang Abdee Negara sedikit lebih panjang. Ia pernah mendukung proyek Conny Constantia, Eki Lamoh, Gideon Tengker, Ermy Kulit dan Michael Meer (Sket). Ia juga pernah mendirikan beberapa grup musik temporer. Antara lain Interview Band bareng Hengki Supit dari Whizzkids, Enemes Band bareng Sand dan Iram dari U Camp, Makhatama bareng Yoyo dari Bayou dan KRS bareng Cendy Luntungan dan Harry Anggoman dari Gong 2000. "Gue orangnyasenang ngejam," kata Abdee. Toh seperti yang dialami Ivan dan Renold, duet gitaris Ridho-Abdee pun mengaku punya beban mental pada awal bergabung. Iyalah, soalnya imej Pay udah terlanjur nempel kuat pada sosok Slank.

Slank besar karena Pay," aku Ridho jujur. Tapi pengagum Ritchie Kotchen (Poison) itu lantas sadar, dia bisa stress kalo terus-terusan mikirin hal yang satu ini. Nggak jelas apa Abdee pun merasakan hal yang sama, yang pasti formasi baru ini langsung tancap bikin album baru. Setengah merendah, Abdee mengaku bahwa keterlibatan ia dengan Ridho saat itu sekedar melengkapi materi yang sudah dipersiapkan Bimbim, Kaka dan Ivan. "Blue print-nya kan sudah ada. Jadi kami tinggal meneruskan konsep yang sudah ada," kata pengagum Keith Richards, Jimmy Hendrix dan Billy Holiday itu. Diluar duagaan, masuknya gitaris rock itu nggak menambah keras musikalitas Slank. Sebaliknya, banyak yang menilai Slank tampil lebih bagus. "Slengean kan nggak harus lewat musik yang keras, karena sekarang eranya sudah berubah," bela Abdee.
Album Tujuh yang dilepas pada 1997 seperti ingin menebus kegagalan penjualan album Lagi Sedih. Cuma dalam hitungan, terjual diatas 600.000 kopi. Mungkin inlah album paling laku dalam sejarah karir Slank. Sebuah lagu dengan nuansa humor, Balik-Balikin, jadi senjata pamungkas dalam mengangkat kembali pamor mereka di mata para Slankers. Kalo Tujuh dianggap rapi, sebaliknya dengan Matahati Reformasi yang dilepas pada 1998. Kerusuhan yang melanda Jakarta pada Mei lalu rupanya ikut mempengaruhi emosi mereka. "Kami sedih dan marah waktu itu. Bayangin, kami rekaman sambil ngikutin perkembangan dari waktu ke waktu. Busyet, mau dibawa kemana negara ini," kata Kaka. Lain halnya dengan Ridho. Ketegangan suasana pada waktu itu secara nggak langsung ikut mewujudkan obsesinya untuk melahirkan lagu berirama keras. "Gue sudah lama pengen bikin lagu keras," akunya. Suka atau tidak, banyak lagu pada album tersebut mnyiratkan kemarahan Slank pada keadaan. Aktor Intelektual, Naik-Naik ke Puncak Gunung atau Missing Person (Trend Orang Hilang) adalah cerminan protes mereka. Pay sendiri mengakui lirik slank masih tetap garang. "Liriknya oke, tapi secara musikalitas kayaknya bukan slank. Yang jelas gue nggak pernah ngerti apa maunya mereka ?" lontarnya. 

Ihwal Bongky, yang ternyata juga masih tetap ngikutin perkembangan grup band tersebut berpendapat hampir senada. "Gue melihat tiga personel baru itu nggak ada sumbangannya di Slank. Padahal disitu ada Ridho yang punya potensi. Lalu Ivan yang pernah sama-sama di Potlot. Tapi kenapa nggak bikin konsep buat ngembangin Slank ? Ada yang mubazir," ujar komandan Flowers tersebut. Okelah. Soal selera orang boleh saja berpendapat apapun. Yang pasti, ada perkembangan menarik dengan kehadiran formasi gres ini. Kalo dulu Slankers umumnya berpenampilan kumuh, Slankers generasi baru lebih didominasi oleh cewek-cewek wangi, persis kayak penampilan personel Slank sendiri yang kini kerap tampil dengan kostum bermotif bunga. Menurut Bimbim, kecenderungan munculnya slankers ABG merupakan pengaruh langsung dari sukses Balik-Balikin. "Penggemarnya dari anak-anak sampai ibu-ibu," paparnya bangga. Diakui atau tidak, ramalan Budhi Soesatio kini terbukti : grup ini memang punya daya hidup yang lama. (Hai klip Slank Okt ’98)
Info Slank yang Lain "Klik Disini"


Next Prev home
Home Daftar Menu About Me Contact Us
Wellcome To Blog Soplur Musick Victorious Twitter Subcribe By Email Buku Tamu